🎯 Emosi Dalam Drama Dapat Berupa

emosional(emotional abuse). Berkaitan dengan kekerasan emosional, dalam sebuah media cetak (Solopos) pada tanggal 16 Maret 2011 terdapat sebuah kasus kekerasan yang dilakukan oleh seorang pemuda (ER) kepada pacarnya (CW). Hal itu dilakukan karena ER merasa terganggu ketika CW memutar suara televisi dengan volume yang AA. 10 Drama Korea Paling Sedih Sepanjang Masa buat Sobat Ambyar (Shutterstock.com) Sobat ambyar wajib nonton drama Korea paling sedih berikut ini~. Melalui drama Korea, setiap orang yang menyaksikannya dapat merasakan berbagai macam emosi. Kegembiraan para karakter drakor, sedetail apa pun, dapat berpengaruh pada perasaan Kemudianpada momen tertentu, dunia ynag terpisah ini muncul bersamaan dalam waktu tertentu. Sebenarnya perkataan “teater” mempunyai makna lebih luas karena dapat berarti drama, gedung pertunjukan, panggung, grup pemain drama, dan dapat pula berarti segala bentuk tontonan yang dipentaskan di depan orang banyak (Herman J. Waluyo, 2002:3). Risettentang peran emosi dalam pemrosesan informasi dipelopori oleh Gordon Bower () dan para mahasiswanya.Bower mengajukan pernyataan bahwa, saat seseorang mengalami suatu emosi tertentu dalam suatu situasi yang tertentu pula, emosi tersebut disimpan dalam memori bersama dengan peristiwa-peristiwa yang tengah SeniSebagai Alat Memenuhi Kebutuhan Emosional; Emosi adalah peraasaan yang ada dalam diri manusia. Perasaan tersebut berupa perasaan senang, marah, sedih, haru, cinta, benci, dan lain-lain. Contohnya seorang siswa bisa belajar musik atau drama, dimana kegiatan ini dapat mengekspresikan diri mereka kepada orang lain. DissociativeIdentity Disorder (Gangguan mental berupa kepribadian ganda) 1. Kill Me, Heal Me. Jenis gangguan medis yang diangkat drama ini adalah Dissociative Identity Disorder (DID), sebuah gangguan kepribadian ganda yang dialami sang tokoh utama, Cha Do-hyun (Ji Sung). Ada tujuh karakter berbeda yang muncul dari diri Do-hyun. Sebagaiice breaking dilakukan tebak-tebakan emosi (disajikan gambar di slide kemudian siswa menebak emosi pada gambar) KSE 1 Pengenalan Emosi Kemudian diberikan 2 gambar emosi (senang dan sedih), siswa memberikan opini berupa solusi yang dapat dilakukannya jika temannya mengalami 2 emosi pada gambar. KSE 3 Empati 5. Sedangkanmenurut Harrison dan Hummell dalam Rahmatullah (2013: 178-186) menyatakan bahwa media film animasi mampu memperkaya pengalaman dan kompetensi siswa pada beragam materi ajar. Agina dalam Rahmatulloh juga menjelaskan bahwa pemanfaatan film animasi dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. memilikikemiripan naratif dalam penyampaian emosi tokoh dalam adegan tertentu. Perbandingan antara kajian teori dan studi referensi yang ada digunakan untuk menciptakan sebuah shot eksploratif untuk menyampaikan makna video musik ‘Blue’ ini. 1. Tipe shot untuk menggambarkan intimasi romansa Gambar 3.2. Close Up Shot Film The Shape Of Water EmosionalFungsi ini berhubungan dengan ekspresi seniman (penggubah) dan apresiator (penikmat konsumen). Contohnya, lukisan, novel, musik, film, pementasan teater/drama, dan patung. 2. Fungsi Sosial Pada dasarnya, seni diciptakan untuk dinikmati oleh orang lain, publik atau masyarakat pada umumnya. Bentuknya bisa berupa anjuran, pesan L14XP15. Materi Ekstra Teater PRINSIP DASAR DRAMA Oleh Cak Amir Jika bahasa memiliki Linguistik, film mempunyai Sinematografi, sosial memiliki Sosiologi, budaya memiliki Antropologi, maka drama dan teater memiliki Dramaturgi sebagai ilmunya. Dramaturgi adalah ilmu yang mempelajari dan mengaji tentang segala aspek drama dan teater. Dramaturgi berasal dari bahasa inggris dramaturgy yang berarti seni atau teknik penulisan drama dan penyajiannya dalam bentuk teater. Berdasar pengertian ini, maka dramaturgi membahas proses penciptaan teater mulai dari penulisan naskah hingga pementasannya. Pada dasarnya kajian drama atau lakon memiliki kesamaan dengan kajian-kajian genre sastra lainnya, seperti prosa dan cerpen. Kajian drama, prosa, dan puisi, sesungguhnya ingin memahami makna yang ada di balik cerita atau peristiwa yang diungkapkan. Perbedaan ketiganya terletak pada cara mengajinya, mengingat bahwa ketiga genre tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Drama diciptakan untuk dibaca. Meskipun keduanya juga memungkinkan untuk dipentaskan tetapi penciptaan genre puisi dan prosa yang utama untuk dibaca. Drama, lakon atau disebut juga sastra drama, memiliki struktur wacana yang berbeda. Hal itu dapat segera dilihat ketika menghadapi naskah drama. Kesan pertama yang terlihat adalah, drama diungkapkan dalam dialog-dialog, berbeda dengan novel dan cerpen prosa, yang lebih menjabarkan ceritanya melalui penggambaran-penggambaran dan pelukisan-pelukisan tentang tokoh, latar, dan peristiwa. Berbeda pula dengan yang lebih ringkas dan padat dalam bentuk baris-baris dan bait-bait tipografi. Drama menceritakan peristiwa melaui dialog-dialog tokoh, kalau ada penggambaran, itu pun hanya sekadar notasi atau petunjuk laku bagi aktor atau tokoh secara singkat. Sebagai karya sastra drama mengungkapkan fenomena kehidupan manusia secara imajinatif, fiktif, dan ekspresif. Istilah imajinasi mengandung pengertian perenungan, penghayatan, pemikiran dan perasaan. Sedangkan istilah fiksi mengandung pengertian rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh sehingga tak perlu dicari kebenarannya dalam realitas. Istilah ekspresi mengandung cara mengungkapkan apa yang diimajinasikan seseorang dengan sarana bahasa. Setiap kreator memiliki gaya masing-masing. Pengertian Drama Kata “drama” berasal dari bahasa Yunani draomai, yang berarti berbuat, bertindak, berlaku, atau bereaksi. Drama berarti perbuatan, tindakan, atau reaksi. Drama adalah cerita atau tiruan perilaku manusia yang dipentaskan. Dalam dimensi sastra, drama adalah salah satu genre sastra selain prosa dan puisi. Namun drama mempunyai kekhususan dibanding dengan genre sastra yang lain. Kekhususan ini disebabkan tujuan drama ditulis pengarangnya tidak hanya berhenti sampai pada tahap pembeberan peristiwa untuk dinimati secara artistik imajinatif oleh pembacanya, namun musti diteruskan untuk dapat dipertontonkan dalam suatu penampilan gerak dan perilaku konkret yang dapat disaksikan. Drama dapat dipandang dalam dua dimensi, yaitu dimensi sastra dan pertunjukan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa drama adalah lakon baca pemeran yang hendak dipentaskan, sedang teater adalah panggung atau tempat lakon itu dipentaskan. Jika mengikuti pengertian tersebut antara drama dan teater dapat dibedakan dalam tabel berikut. Drama Teater - Naskah; skrip - Tempat pertunjukan, atau bahkan pertunjukan itu sendiri - Penulis- pembaca - Sutradara dan timnya – penonton - Kreasi; produksi - Re-kreasi; re-produksi - Dimensi sastra - Dimensi seni pertunjukan - Dibaca - Ditonton - Tokoh - Aktor Unsur-Unsur Drama Drama memiliki unsur pembangun yang disebut struktur, yang berbeda dengan cerpen, novel atau roman. Ada dua macam struktur dalam drama. Yaitu struktur tertutup dan struktur terbuka. Struktur tertutup closed drama dimana laku plot dari awal sampai akhir menggambarkan resolusi dan kesimpulan dari persoalan yang diungkapkan [biasanya untuk lakon konvensional]. Dalam struktur ini, alur berjalan berdasarkan hubungan sebab-akibat yang jelas dan realistis. Struktur terbuka open drama tidak memperhatikan kaitan waktu, kejadian, dan peristiwa. Juga tidak memperhatikan alur atau plot dari awal sampai akhir cerita mencapai kesimpulan konklusi. Biasanya struktur ini digunakan dalam drama kontemporer, seperti lakon absurd. Dalam konteks penulisan drama, hanya tiga unsur yang dibicarakan, yaitu penokohan, bahasa, dan gaya atau tipe naskah drama. Tiga hal itulah unsur utama yang perlu mendapatkan perhatian utama dalam menulis naskah drama. Alur atau Plot Plot atau Alur pada dasarnya merupakan deretan peristiwa dalam hubungan logik dan kronologik salaing berkaitan dan yang diakibatkan atau dialalmi oleh para pelaku. Plot merupakan jalinan cerita atau kerangka cerita dari awal sampai akhir. Yang terjalin melalui dialog dan lakuan dua atau lebih tokoh. Secara umum, plot terdiri atas beberapa tahapan berikut. Pelukisan Awal Tahaap ini merupakan tahap pengenalan tokoh-tokoh drama. Tahap ini berisi pelukisan awal dan pengenalan tokoh dan situasi latar cerita. Pada tahap ini pembaca atau penonton mulai mendapat gambaran tentang tokoh, situasi, atau latar cerita, dan peristiwa. Misalnya dalam drama Romeo dan Juliet, pembaca atau penonton mulai mengenal siapa Romeo dan siapa Juliet serta mlai mengenal watak kedua tokoh tersebut. Perkenalan antara keduanya di rumah Juliet merupakan kisah awal yang dapat diketahui oleh pembaca atau penonton. Pertikaian Awal Pada tahap ini masalah-masalah atau peristiwa-peristiwa yang menyulut konflik mulai dimunculkan. Jadi, tahapan ini merupakan tahapan awal munculnya konflik. Selanjutnya, konflik awal tersebut dikembangkan menjadi konflik-konflik yang lebih besar dalam tahap berikutnya. Perhatikan kutipan drama Romeo Juliet yang sangat terkenal di bawah ini. Romeo Kasih, demi bulan aku bersumpah padamu Juliet Jangan bersumpah demi bulan, karena bulan berubah setiap saat. Jangan-jangan cintamu bisa berubah Romeo Lalu demi apa aku harus bersumpah Juliet Jangan bersumpah. Atau jika kau ingin, bersumpahlah demi dirimu sendiri. Aku percaya padamu. Sungguh, aku sangat mempercayaimu Romeo Bagaimana bersumpah demi diri sendiri Juliet Kalau begitu tidah usah bersumpah. Kuncup kasih yang bersemi ini semoga menjadi bunga yang permai Romeo Cinta yang kudapat akan kutorehkan segalanya. Tetapi aku seorang Montique Juliet Dan aku seorang Capulet? Mengapa kita punya nama? Biarlah aku menjadi bukan Capulet dan Romeo, lupakanlah bahwa dirimu Montique Romeo Sayap cinta mempertemukan kita. Sebab itu tidak kutakuti nama Juliet Jika bertahan terhadap nama, kita akan dibunuh Dialog di atas mengisahkan perkenalan Romeo dan Juliet yang berlanjut dengan cinta yang mendalam. Percintaan itu mendapat tantangan dari kedua keluarga, keluarga itu saling bermusuhan. Kisah cinta kedua tokoh itulah yang menjadi konflik awal dalam drama dan terus berlangsung ke konflik-konflik lainnya dalam rangkaian peristiwa drama. Titik Puncak klimaks Konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang. Peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi inti cerita semakin mencekam dan menegangkan. Pada kisah Romeo dan Juliet, yang merupakan puncak peristiwa adalah peristiwa bunuh diri Romeo karena membayangkan Juliet telah mati. Selanjutnya, setelah sadar dari obat bius yang diberikan pendeta Lorenso, Juliet melihat Romeo telah mati. Akhirnya, Juliet berusaha bunuh diri dengan meminum racun dari botol yang telah digunakan oleh Romeo. 2. Peleraian atau Antiklimaks Pada tahap ini konflik mulai mereda dan ketegangan mulai menurun. Tokoh-tokoh yang memanaskan situasi atau meruncingkan cerita dalam drama mulai menuju pada penyelesaian konflik. Tokoh-tokoh yang saling bertentangan telah menyadari kesalahan dan mulai menemukan penyelesaian. Mereka sudah mengalami pencerahan batin. 3. Penyelesaian atau Akhir Cerita Kematian Juliet dengan ikut meminum racun dapat dianggap penyelesaian cerita. Juliet bukan pergi kepada keluarganya, tetapi memilih bunuh diri bersama orang yang sangat dicintainya. Konflik telah mencapai klimaks dan sudah mulai menurun diberi penyelesaian. Ketegangan antar-tokoh cerita dikendorkan. Konflik dan ketegangan sudah diberi jalan keluar dan cerita diakhiri. Penyajian alur dalam drama diwujudkan dalam urutan babak dan adegan. Babak adalah bagian terbesar dalam sebuah lakon. Pergantian babak dalam pentas drama ditandai dengan layar yang diturunkan atau ditutup, atau lampu panggung dimatikan sejenak. A = eksposisi D = klimaks B = konflik E = penyelesaian C = penanjakan F = akhir catastrophe Penokohan dan Perwatakan Pembahasan tentang penokohan dapat dilakukan berdasarkan kedudukan peran, ciri-ciri, dan sifat karakternya. Menurut kedudukan peran, tokoh dalam teks drama dibedakan menjadi enam jenis. Protagonis tokoh utama yang menggerakkan plot dari awal sampai akhir dan memiliki kehendak tetapi dihalangi oleh tokoh lain. Tokoh protagonis melakukan tindakan yang dianggap baik dan benar sesuai dengan kehidupan masyarakat, sehingga pembaca atau penonton sering berpihak atau membela tokoh protagonis. Antagonis tokoh yang menentang atau melawan tokoh protagonis. Tokoh ini berusa menghalangi keinginan tokoh protagonis. Pembaca atau penonton akan membenci dan merasa marah terhadap perilaku tokoh antagonis karena perbuatannya yang dianggap bertentangan dengan norma kehidupan masyarakat. Deutragonis tokoh lain yang berada di pihak protagonis. Dalam drama biasanya ada satu atau dua tokoh utama protagonis yang dibantu oleh tokoh lain yang turut terlibat sebagai pendukung cerita. Foil tokoh lain yang berada di pihak antagonis. Sebagaimana tokoh Deutragonis, tokoh ini juga berperan sama, ia sebagai pembantu tokoh antagonis yang juga terlibat dalam perkembangan cerita. Tritagonis tokoh yang dipercaya berada di pihak protagonis dan antagonis. Dalam drama biasanya ada satu atau dua tokoh utama yang dibantu oleh tokoh lain yang ikut terlibat sebagai pendukung cerita. Demikian pula halnya tokoh antagonis juga sering dibantu oleh tokoh lain dalam menjalankan perilaku jahatny. Utility tokoh pembantu atau pelengkap untuk mendukung ranglaian cerita dan kesinambungan dramatik Teks atau Naskah Drama Pengungkapan tokoh, penyampaian gagasan dengan alur yang logis, dan penggambaran seting yang jelas akan menciptakan cerita benar-benar hidup. Unsur-unsur penting yang mendukung sebuah drama adalah naskah drama. Salah satu unsur dalam drama yang terpenting yaitu naskah, naskah merupakan unsur paling penting dan merupakan pokok dalam sebuah drama. Naskah drama merupakan karya sastra dua dimensi naskah sebagai dimensi sastra dan drama sebagai dimensi pertunjukkan. Kedua hal tersebut mempunyai keterkaitan satu sama lain. Pengarang menulis naskah drama bukan hanya sampai tahap pembeberan peristiwa untuk dinikmati oleh para pembaca saja, akan tetapi penulisan karya tersebut kemungkinan untuk dipertontonkan di atas panggung. Telah kita ketahi bahwa dilihat dari pengertian drama yang menyatakan bahwa sebuah komposisi yang menceritakan sebuah cerita, biasanya tentang konflik manusia, yang berarti sebuah dialog dan perbuatan sehingga unsur dalam drama haruslah ada naskah drama. Manfaat Drama/Teater Banyak hal yang dapat kita raih dalam bermain drama, baik fisik maupun psikis. Pembicaraan ini tidak akan memisahkan secara rinci antara bermain drama dan teater, karena keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh. Di bawah ini akan diuraikan manfaat bermain drama atau teater. Meningkatkan pemahaman Meningkatkan pemahaman kita terhadap fenomena dan kejadian-kejadian yang sering kita saksikan dan kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kita menyadari bahwa memahami orang lain merupakan pekerjaan yang paling sulit dan membutuhkan waktu. Untuk itu drama/teater merupakan salah satu cara untuk memecahkannya. Dengan bermain drama atau berteater kita selalu berkumpul dengan orang-orang yang sama sekali berbeda dengan diri kita. Dari segi individual differences inilah kita dituntut untuk memahami orang lain. Pemahaman kita kepada orang lain tidak hanya dilihat dari orangnya, melainkan keseluruhan orang tersebut. Meliputi sifat, watak, cara berbicara, cara bertindak tingkah laku, cara merespon suatu masalah, merupakan keadaan yang harus kita pahami dari orang tersebut. Mempertajam kepekaan emosi Drama melatih kita untuk menahan rasa, melatih kepekaan rasa, menumbuhkan kepekaan, dan mempertajam emosi kita. Rasa kadang kala tidak perlu dirasakan, karena sudah ada dalam diri kita. Perlu diingat bahwa rasa, sebagai sesuatu yang khas, perlu dipupuk agar semakin tajam. Apa yang ada dihadapan kita perlu adanya rasa. Kalau tidak, maka segala sesuatu yang ada akan kita anggap wajar saja. Padahal sebenarnya tidak demikian. Kita semakin peka terhadap sesuatu tentu saja melalui latihan yang lebih. Rasa indah, seimbang, tidak cocok, tidak asyik, tidak mesra adalah bagian dari emosi. Oleh karena itu, perasaan perlu ditingkatkan untuk mencapai kepuasan batin. Drama menyajikan semua itu. Peka panggung, peka kesalahan, peka keindahan, peka suara atau musik, peka lakuan yang tidak enak dan enak, semua berasal dari rasa. Semakin kita perasa semakin halus pula tanggapan kita terhadap sesuatu yang kita hadapi. Pengembangan ujar Naskah drama sebagai genre sastra, hampir seluruhnya berisi cakapan. Cakapan secara tepat, intonasi, maka ujar kita semakin jelas dan mudah dipahami oleh lawan bicara. Kejelasan tersebut dapat membantu pendengar untuk mencerna makna yang ada. Harus ada kata yang ditekankan supaya memudahkan pemaknaan. Dimana kita memberi koma , dan titik .. hampir keseluruhan konjungsi harus diperhatikan selam kita berlatih membaca dalam bermain drama. Suara yang tidak jelas dapat berpengaruh pada pendengar dan lebih-lebih pemaknaan pendengar atau penonton. Di sini perlu adanya kekuatan vokal dan warna vokal yang berbeda dalam setiap situasi. Tidak semua situasi memerlukan vokal yang sama. Tidak semua kalimat harus ditekan melainkan pasti ada yang dipentingkan. Drama memberi semua kemungkinan ini. Sebagai salah satu karya sastra yang harus dipentaskan dan berisi lakuan serta ucapan. Apresiasi dramatik. Apresiasi dramatik dikatakan sebagai pemahaman drama. Realisasi pemahaman ini adalah dengan pernyataan baik dan tidak baik. Kita bisa memberi pernyataan tersebut jika kita tidak pernah mengenal drama. Semakin sering kita menonton pementasan drama semakin luas pula pemahaman kita terhadap drama atau teater. Karena itulah, kita dituntut untuk lebih meningkatkan kecintaan kita terhadap drama. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperoleh wawasan dramatik yang lebih baik. Pembentukan Postur Tubuh Postur berkaitan erat dengan latihan bermain drama, latihan ini dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu dasar dan lanjut. Yang termasuk latihan dasar ini adalah latihan vokal dan latihan olah tubuh. Yang terkait dengan postur adalah olah tubuh. Kelenturan tubuh diperlukan dalam bermain drama, sebab bermain drama memerlukan gerak-gerik. Gerak-gerik inilah yang nantinya dapat membentuk postur tubuh kita sedemikian rupa. Berkelompok Bersosialisasi Bermain drama tidak mungkin dilaksanakan sendirian, kecuali monoplay. Bermain drama, secara umum, dilakukan secara berkelompok atau group. Betapa sulitnya mengatur kelompok sudah kita pahami bersama, bagaimana kita bisa hidup secara berkelompok adalah bergantung pada diri kita sendiri. Masing-masing orang dalam kelompok drama memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama. Tak ada yang lebih dan tak ada yang kurang, semuanya sama rendah dan sama tinggi, sama-sama penting. Untuk itu, drama selalu menekankan pada sikap pemahaman kepada orang lain dan lingkungannya. Kelompok drama harus merupakan satu kesatuan yang utuh. Semua unsur dalam drama tidak ada yang tidak penting, melainkan semuanya penting. Rasa kebersamaan, memiliki, dan menjaga keharmonisan kelompok merupakan tanggung jawab dan tugas semua anggota kelompok itu. Bukan hanya tugas dan tanggung jawab ketua kelompok. Baik buruknya pementasan drama tidak akan dinilai dari salah seorang anggota kelompok tetapi semua orang yang terlibat dalam pementasan. Oleh karena itu, perlu adanya kekompakan, kebersamaan, dan kesatuan serta keutuhan. Menyalurkan hobi Bermain drama dapat juga dikatakan sebagai penyalur hobi. Hobi yang berkaitan dengan sastra secara umum dan drama khususnya. Dalam drama terdapat unsur-unsur sastra. Drama sebagai seni campuran sastra, tari, arsitektur. LATIHAN DASAR Dalam bermain drama ada yang disebut dengan akting. Akting adalah pelafalan dialog yang tertulis di dalam naskah disertai dengan gerak atau gesture. Seorang aktor dikatakan baik apabila ia sanggup membawakan dialog sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya. Dialog itu bisa terdengar volume baik, jelas artikulasi baik, dimengerti lafal benar, dan aktor bisa menghayati sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah. Seorang aktor yang baik akan mampu membawakan dialog tersebut dengan gerak yang pas tidak berlebihan atau dibuat-buat. Ia bergerak dengan leluasa blocking baik tidak ragu ragu meyakinkan, dimengerti sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan, dan juga bisa menghayati sesuai dengan tuntutan peran yang ditentukan dalam naskah. BLOCKING Yang dimaksud dengan blocking adalah kedudukan aktor pada saat di atas pentas. Dalam permainan drama, blocking yang baik sangat diperlukan, oleh karena itu pada waktu bermain kita harus selalu mengontrol tubuh kita agar tidak merusak blocking. Blocking tersebut harus seimbang, utuh, bervariasi dan memiliki titik pusat perhatian serta tidak raguragu, meyakinkan. Kesemuanya itu mempunyai pengertian bahwa gerak yang dilakukan jangan setengah setengah dan jangan sampai berlebihan. Kalau ragu ragu terkesan kaku sedangkan kalau berlebihan terkesan over acting Bocking harus dimengerti wajar. Apa yang kita wujudkan dalam bentuk gerak tidak menyimpang dari hukum gerak dalam kehidupan. Misalnya bila mengangkat barang yang berat dengan tangan kanan, maka tubuh kita akan miring ke kiri, dsb. Blocking harus memiliki motivasi yang jelas berarti gerak-gerak anggota tubuh maupun gerak wajah harus sesuai tuntutan peran dalam naskah. Seimbang Seimbang berarti kedudukan pemain, termasuk juga benda-benda yang ada diatas panggung setting tidak mengelompok di satu tempat, sehingga mengakibatkan adanya kesan berat sebelah. Jadi semua bagian panggung harus terwakili oleh pemain atau benda-benda yang ada di panggung. Penjelasan lebih lanjut mengenai keseimbangan panggung ini akan disampaikan pada bagian mengenai "Komposisi Pentas". Utuh Utuh berarti blocking yang ditampilkan hendaknya merupakan suatu kesatuan. Semua penempatan dan gerak yang harus dilakukan harus saling menunjang dan tidak saling menutupi. Bervariasi Bervariasi artinya bahwa kedudukan pemain tidak disuatu tempat saja, melainkan membentuk komposisi-komposisi baru sehingga penonton tidak jenuh. Keadaan seorang pemain jangan sama dengan kedudukan pemain lainnya. Misalnya sama-sama berdiri, sama-sama jongkok, menghadap ke arah yang sama, dsb. Kecuali kalau memang dikehendaki oleh naskah. Memiliki titik pusat Memiliki titik pusat artinya setiap penampilan harus memiliki titik pusat perhatian. Hal ini penting artinya untuk memperkuat peranan lakon dan mempermudah penonton untuk melihat dimana sebenarnya titik pusat dari adegan yang sedang berlangsung. Antara pemain juga jangan saling mengacau sehingga akan mengaburkan dimana sebenarnya letak titik perhatian. Wajar Wajar artinya setiap penempatan pemain ataupun benda-benda haruslah tampak wajar, tidak dibuat-buat. Disamping itu setiap penempatan juga harus memiliki motivasi dan harus beralasan. Dalam drama kontemporer kadang-kadang naskah tidak menuntut blocking yang sempurna, bahkan kadang-kadang juga sutradara atau naskah itu sendiri sama sekali meninggalkan prinsip-prinsip blocking. Ada juga naskah yang menuntut adanya gerak-gerak yang seragam diantara para pemainnya. MEDITASI Secara umum arti meditasi adalah mencoba untuk menenangkan pikiran. Dalam teater dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk menenangkan dan mengosongkan pikiran dengan tujuan untuk memperoleh kestabilan diri. Tujuan Meditasi Mengosongkan pikiran. Kita mencoba mengosongkan pikiran kita, dengan jalan membuang segala sesuatu yang ada dalam pikiran kita, tentang berbagai masalah baik itu masalah keluarga, sekolah, pribadi dan sebagainya. Kita singkirkan semua itu dari otak kita agar pikiran kita bebas dari segala beban dan ikatan. Meditasi sebagai jembatan. Disini alam latihan kita sebut sebagai alam "semu", karena segala sesuatu yang kita kerjakan dalam latihan adalah semu, tidak pernah kita kerjakan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi setiap gerak kita akan berbeda dengan kelakuan kita sehari-hari. Untuk itulah kita memerlukan suatu jembatan yang akan membawa kita dari alam kehidupan kita sehari-hari ke alam latihan. Cara meditasi Posisi tubuh tidak terikat, dalam arti tidak dipaksakan. Tetapi yang biasa dilakukan adalah dengan duduk bersila, badan usahakan tegak. Cara ini dimaksudkan untuk memberi bidang/ruangan pada rongga tubuh sebelah dalam. Atur pernapasan dengan baik, hirup udara pelan-pelan dan keluarkan juga dengan perlahan. Rasakan seluruh gerak peredaran udara yang masuk dan keluar dalam tubuh kita. Kosongkan pikiran kita, kemudian rasakan suasana yang ada disekeliling kita dengan segala perasaan. Kita akan merasakan suasana yang hening, tenang, bisu, diam tak bergerak. Kita menyuruh syaraf kita untuk lelap, kemudian kita siap untuk berkonsentrasi. Catatan Pada suatu saat mungkin kita kehilangan rangsangan untuk berlatih, seolah-olah timbul kelesuan dalam setiap gerak dan ucapan. Hal ini sering terjadi akibat diri terlalu lelah atau terlalu banyak pikiran. Jika hal ini tidak diatasi dan kita paksakan untuk berlatih, maka akan sia-sia belaka. Cara untuk mengatasi adalah dengan MEDITASI. Meditasi juga perlu dilakukan bila kita akan bermain di panggung, agar kita dapat mengkonsentrasikan diri kita dengan peran yang hendak kita bawakan. KONSENTRASI Konsentrasi secara umum berarti "pemusatan". Dalam teater kita mengartikannya dengan pemusatan pikiran terhadap alam latihan atau peran-peran yang akan kita bawakan agar kita tidak terganggu dengan pikiran-pikiran lain, sehingga kita dapat menjiwai segala sesuatu yang kita kerjakan. Cara konsentrasi Kita harus melakukan dahulu meditasi. Kita kosongkan dulu pikiran kita, dengan cara-cara yang sudah ditentukan. Kita kerjakan sesempurna mungkin agar pikiran kita benar-benar kosong dan siap berkonsentrasi. Setelah pikiran kita kosong, mulailah memasuki otak kita dengan satu unsur pikiran. Rasakan bahwa saat ini sedang latihan, kita memasuki alam semu yang tidak kita dapati dalam kehidupan sehari-hari. Jangan memikirkan yang lain, selain bahwa kita saat ini sedang latihan teater. Catatan Pada saat kita akan membawakan suatu peran, misalnya sebagai ayah, nenek, gadis pemalu dan sebagainya, baik itu dalam latihan atau pementasan, konsentrasikan pikiran kita pada hal tersebut. Jangan sekali-kali memikirkan yang lain. PERNAPASAN Seorang artis panggung, baik itu dramawan ataupun penyanyi, maka untuk memperoleh suara yang baik ia memerlukan pernapasan yang baik pula. Oleh karena itu ia harus melatih pernapasan/alat-alat pernapasannya serta mempergunakannya secara tepat agar dapat diperoleh hasil yang maksimum, baik dalam latihan ataupun dalam pementasan. Ada empat macam pernapasan yang biasa dipergunakan Pernapasan dada Pada pernapasan dada kita menyerap udara kemudian kita masukkan ke rongga dada sehingga dada kita membusung. Di kalangan orang orang teater pernapasan dada biasanya tidak dipergunakan karena disamping daya tampung atau kapasitas dada untuk udara sangat sedikit, juga dapat mengganggu gerak/akting sang aktor, karena bahu menjadi kaku. Pernapasan perut Dinamakan pernapasan perut jika udara yang kita hisap kita masukkan ke dalam perut sehingga perut kita menggelembung. Pernapasan perut dipergunakan oleh sebagian dramawan, karena tidak banyak mengganggu gerak dan daya tampungnya lebih banyak dibandingkan dada. Pernapasan lengkap Pada pernapasan lengkap kita mempergunakan dada dan perut untuk menyimpan udara, sehingga udara yang kita serap sangat banyak maksimum. Pernapasan lengkap dipergunakan oleh sebagian artis panggung yang biasanya tidak terlalu mengutamakan akting, tetapi mengutamakan vokal. Pernapasan diafragma Diafragma adalah bagian tubuh kita yang terletak diantara rongga dada dan perut. Sedangkan yang dimaksud dengan Pernapasan diafragma adalah ketika sang aktor itu mengambil udara sebanyak-banyaknya kemudian disimpan di diafragma dan rasakan bahwa diafragma itu benar-benar mengembang. Hat ini dapat kita rasakan dengan mengembangnya perut, pinggang, bahkan bagian belakang tubuh di sebelah atas pinggul kita juga turut mengembang. Menurut perkembangan akhir akhir ini, banyak orang teater yang mempergunakan pernapasan diafragma, karena tidak banyak mengganggu gerak dan daya tampungnya lebih banyak dibandingkan dengan pernapasan perut. Latihan latihan pernapasan Pertama kita menyerap udara sebanyak mungkin. Kemudian masukkan ke dalam dada, kemudian turunkan ke perut, sampai di situ napas kita tahan. Dalam keadaan demikian tubuh kita gerakkan turun sampai batas maksimurn bawah. Setelah sampai di bawah, lalu naik lagi ke posisi semula, barulah napas kita keluarkan kembali. Cara kedua adalah menarik napas dan mengeluarkannya kembali dengan cepat. Cara berikutnya adalah menarik napas dalam dalam, kemudian keluarkan lewat mulut dengan mendesis, menggumam, ataupun cara cara lain. Di sini kita sudah mulai menyinggung vokal. *Catatan Bila sudah menentukan pernapasan apa yang akan kita pakai, disarankan agar janganlah beralih ke bentuk pernapasan yang lain. VOKAL Untuk menjadi seorang pemain drama yang baik, maka dia harus mernpunyai dasar vokal yang baik pula. "Baik" di sini diartikan sebagai berikut - dapat terdengar dalam jangkauan penonton, sampai penonton, yang paling belakang, - jelas artikulasi/pengucapan yang tepat, - tersampaikan misi pesan dari dialog yang diucapkan, dan - tidak monoton. Untuk mempunyai vokal yang baik ini, maka perlu dilakukan latihan latihan vokal. Banyak cara, yang dilakukan untuk melatih vokal, antara lain Tariklah napas, lantas keluarkan lewat mulut sambil menghentakan suara "wah…" dengan energi suara. Lakukan ini berulang kali. Tariklah napas, lantas keluarkan lewat mulut sambil menggumam "mmm…mmm…" suara keluar lewat hidung. Sama dengan latihan kedua, hanya keluarkan dengan suara mendesis,"ssss……." Hirup udara banyak banyak, kemudian keluarkan vokal "aaaaa……." sampai batas napas yang terakhir. Nada suara jangan berubah. Sama dengan latihan di atas, hanya nada tinggi rendah suara diubah-ubah naik turun dalam satu tarikan napas Keluarkan vokal "a…..a……" secara terputus-putus. Keluarkan suara vokal "a i u e o", "ai ao au ae ", "oa oi oe ou", "iao iau iae aie aio aiu oui oua uei uia ......" dan sebagainya. Berteriaklah sekuat kuatnya sampai ke tingkat histeris. Bersuara, berbicara, berteriak sambil berialan, jongkok, bergulung gulung, berlari, berputar putar dan berbagai variasi lainnnya. *Catatan Apabila suara kita menjadi serak karena latihan latihan tadi, janganlah takut. Hal ini biasa terjadi apabila kita baru pertama kali melakukan. Sebabnya adalah karena lendir lendir di tenggorokan terkikis, bila kita bersuara keras. Tetapi bila kita sudah terbiasa, tenggorokan kita sudah agak longgar dan selaput suara larink sudah menjadi elastis. Maka suara yang serak tersebut akam menghilang dengan sendirinya. Dan ingat, janganlah terlalu memaksa alat alat suara untuk bersuara keras, sebab apabila dipaksakan akan dapat merusak alat alat suara kita. Berlatihlah dalam batas-batas yang wajar. Latihan ini biasanya dilakukan di alam terbuka. misalnya di gunung, di tepi sungai, di dekat air terjun dan sebagainya. Di sana kita mencoba mengalahkan suara suara di sekitar kita, disamping untuk menghayati karunia Tuhan. ARTIKULASI Artikulasi yang dimaksud adalah pengucapan kata melalui mulut agar terdengar dengan baik dan benar serta jelas, sehingga telinga pendengar/penonton dapat mengerti pada kata kata yang diucapkan. Pada pengertian artikulasi ini dapat ditemukan beberapa sebab yang mongakibatkan terjadinya artikulasi yang kurang/tidak benar, yaitu Cacat artikulasi alam cacat artikulasi ini dialami oleh orang yang berbicara gagap atau orang yang sulit mengucapkan salah satu konsonon, misalnya "r", dan sebagainya. Artikulasi jelek ini bukan disebabkan karena cacat artikulasi, melainkan terjadi sewaktu waktu. Hal ini sering terjadi pada pengucapan naskah/dialog. Misalnya Kehormatan menjadi kormatan, menyambung menjadi mengambung, dan sebagainya. Artikulasi jelek disebabkan karena belum terbiasa pada dialog, pengucapan terlalu cepat, gugup, dan sebagainya. Sedangkan artikulasi menjadi tak tentu hal ini terjadi karena pengucapan kata/dialog terlalu cepat, seolah olah kata demi kata berdempetan tanpa adanya jarak sama sekali. Untuk mendapatkan artikulasi yang baik maka kita harus melakukan latihan Mengucapkan alfabet dengan benar, perhatikan bentuk mulut pada setiap pengucapan. Ucapkan setiap huruf dengan nada nada tinggi, rendah, sengau, kecil, besar, dsb. Juga ucapkanlah dengan berbisik. Variasikan dengan pengucapan lambat, cepat, naik, turun, dsb Membaca kalimat dengan berbagai variasi seperti di atas. Perhatikan juga bentuk mulut. GESTIKULASI Gestikulasi adalah suatu cara untuk memenggal kata dan memberi tekanan pada kata atau kalimat pada sebuah dialog. Jadi seperti halnya artikulasi, gestikulasi pun merupakan bagian dari dialog, hanya saja fungsinya yang berbeda. Gestikulasi tidak disebut pemenggalan kalimat karena dalam dialog satu kata dengan satu kalimat kadang kadang memiliki arti yang sama. Misalnya kata "Pergi !!!!" dengan kalimat "Angkat kaki dari sini !!!". Juga dalam drama bisa saja terjadi sebuah dialog yang berbentuk "Lalu ?" , "Kenapa ?" atau "Tidak !" dan sebagainya. Karena itu diperlukan suatu ketrampilan dalam memenggal kata pada sebuah dialog. Gestikulasi harus dilakukan, sebab kata kata yang pertama dengan kata berikutnya dalam sebuah dialog dapat memiliki maksud yang berbeda. Misalnya "Tuan kelewatan. Pergi!". Antara "Tuan kelewatan" dan "Pergi" harus dilakukan pemenggalan karena antara keduanya memiliki maksud yang berbeda. Hal ini dilakukan agar lebih lancar dalam memberikan tekanan pada kata. Misalnya "Tuan kelewatan"....... mendapat tekanan, "Pergi…." mendapat tekanan. INTONASI Seandainya pada dialog yang kita ucapkan, kita tidak menggunakan intonasi, maka akan terasa monoton, datar dan membosankan. Yang dimaksud intonasi di sini adalah tekanan tekanan yang diberikan pada kata, bagian kata atau dialog. Dalam tatanan intonasi, terdapat tiga macam, yaitu Tekanan Dinamik keras lemah Ucapkanlah dialog pada naskah dengan melakukan penekanan penekanan pada setiap kata yang memerlukan penekanan. Misainya saya pada kalimat "Saya membeli pensil ini" Perhatikan bahwa setiap tekanan memiliki arti yang berbeda. Misal SAYA membeli pensil ini. Saya, bukan orang lain Saya MEMBELI pensil ini. Membeli, bukan, menjual Saya membeli PENSIL ini. Pensil, bukan buku tulis Tekanan Nada tinggi Cobalah mengucapkan kalimat/dialog dengan memakai nada/aksen, artinya tidak mengucapkan seperti biasanya. Yang dimaksud di sini adalah membaca/mengucapkan dialog dengan Suara yang naik turun dan berubah ubah. Jadi yang dimaksud dengan tekanan nada ialah tekanan tentang tinggi rendahnya suatu kata. Tekanan Tempo Tekanan tempo adalah memperlambat atau mempercepat pengucapan. Tekanan ini sering dipergunakan untuk lebih mempertegas apa yang kita maksudkan. Untuk latihannya cobalah membaca naskah dengan tempo yang berbeda beda. Lambat atau cepat silih berganti. WARNA SUARA Hampir setiap orang memiliki warna suara yang berbeda. Demikian pula usia sangat mempengaruhi warna suara. Misalnya saja seorang kakek, akan berbeda warna suaranya dengan seorang anak muda. Seorang ibu akan berbeda warna suaranya dengan anak gadisnya. Apalagi antara laki laki dengan perempuan, akan sangat jelas perbedaan warna suaranya. Jadi jelaslah bahwa untuk membawakan suatu dialog dengan baik, maka selain harus memperhatikan artikulasi, gestikulasi dan intonasi, harus memperhatikan juga warna suara. Sebagai latihan dapat dicoba merubah rubah warna suara dengan menirukan warna suara seorang tua, pengemis, anak kecil, dan lain sebagainya. Selain mengenai dasar dasar vokal di atas, dalam sebuah dialog diperlukan juga adanya suatu penghayatan. Mengenai penghayatan ini akan diterangkan dalam bagian tersendiri. Untuk latihan cobalah membaca naskah berikut ini dengan menggunakan dasar dasar vokal seperti di atas. Kang Dul masuk tergopoh gopoh Kang Dul Aduh Mas….e…..e…..itu, Mas…. Anu…. Mas….a….a….ada mahasiswa bawa mobil, pakaiannya bagus. Saya takut, Mas, mungkin dia orang kota, Mas. Bambang Goblog ! Kenapa Takut ? Kenapa tidak kau kumpulkan saja orang-orangmu untuk mengusirnya ? Pak Slamet kepada Bambang Kau lebih-lebih Goblog ! Kau membohongi saya ! Kau tadi lapor apa ?! Sudah tidak ada orang kota yang masuk ke daerah kita, hei ! sambil mencengkeram Bambang. Bambang Sungguh, Pak, sudah lama tidak ada orang kota yang masuk. Pak Slamet membentak sambil mendorong Diam Kamu ! kepada Kang Dul Di mana dia sekarang ? Kang Dul Di sana Pak, nongkrong di kantin sambil main leptop. OLAH TUBUH Sebelum kita melangkah lebih jauh untuk mempelajari seluk beluk gerak, maka terlebih dahulu kita harus mengenal tentang olah tubuh. Olah tubuh bisa juga dikatakan senam, sangat perlu dilakukan sebelum kita mengadakan latihan atau pementasan. Dengan berolah tubuh kita akan, mendapat keadaaan atau kondisi tubuh yang maksimal. Selain itu olah tubuh juga mempunyai tujuan melatih atau melemaskan otot otot kita supaya elastis, lentur, luwes dan supaya tidak ada bagian bagian tubuh kita yang kaku selama latihan-latihan nanti. Pelaksanaan olah tubuh Pertama sekali mari kita perhatikan dan rasakan dengan segenap panca indera yang kita punyai. Dengan memakai rasa kita perhatikan seluruh tubuh kita, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sekarang mari kita menggerakkan tubuh kita. Jatuhkan kepala ke depan. Kemudian jatuhkan ke belakang, ke kiri, ke kanan. Ingat kepala/leher dalam keadaan lemas, seperti orang mengantuk. Putar kepala pelan pelan dan rasakan lekukan lekukan di leher, mulai dari muka. kemudian ke kiri, ke belakang dan ke kanan. Begitu seterusnya dan lakukan berkali kali. Ingat, pelan pelan dan rasakan ! Putar bahu ke arah depan berkali kali, juga ke arah belakang. Pertama satu-persatu terlebih dahulu, baru kemudian bahu kiri dan kanan diputar serentak. Putar bahu kanan ke arah depan, sedangkan bahu kiri diputar ke arah belakang. Demikian pula sebaliknya. Rentangkan tangan kemudian putar pergelangan tangan, putar batas siku, putar tangan keseluruhan. Lakukan berkali kali, pertama tangan kanan dahulu, kemudian tangan kiri, baru bersama sama. Putar pinggang ke kiri, depan, kanan, belakang. Juga sebaliknya. Ambil posisi berdiri yang sempurna, lalu angkat kaki kanan dengan tumpuan pada kaki kiri. Jaga jangan sampai jatuh. Kemudian putar pergelangan kaki kanan, putar lutut kanan, putar seluruh kaki kanan. Kerjakan juga pada kaki kiri sesuai dengan cara di atas. Sebagai pembuka dan penutup olah tubuh ini, lakukan iari lari di tempat dan meloncat loncat. Macam Macam Gerak Setiap orang memerlukan gerak dalam hidupnya. Banyak gerak yang dapat dilakukan manusia. Dalam latihan dasar teater, kita juga harus mengenal dengan baik bermacam macam gerak Latihan latihan mengenai gerak ini harus diperhatikan secara khusus oleh seseorang yang berkecimpung dalam bidang teater. Pada dasarnya gerak dapat dibagi menjadi dua, yaitu Gerak teaterikal Gerak teaterikal adalah gerak yang dipakai dalam teater, yaitu gerak yang lahir dari keinginan bergerak yang sesuai dengan apa yang dituntut dalam naskah. Jadi gerak teaterikal hanya tercipta pada waktu memainkan naskah drama. Gerak non teaterikal Gerak non teaterikal adalah gerak kita dalam kehidupan sehari hari. Gerak yang dipakai dalam teater gerak teaterikal ada bermacam macam, secara garis besar dapat kita bagi menjadi dua, yaitu gerak halus dan gerak kasar. Gerak Halus Gerak halus adalah gerak pada raut muka kita atau perubahan mimik, atau yanq lebih dikenal lagi dengan ekspresi. Gerak ini timbul karena pengaruh dari dalam/emosi, misalnya marah, sedih, gembira, dan sebagainya. Gerak Kasar Gerak kasar adalah gerak dari seluruh/sebagian anggota tubuh kita. Gerak ini timbul karena adanya pengaruh baik dari luar maupun dari dalam. Gerak kasar masih dapat dibagi menjadi empat bagian. yaitu Business, adalah gerak gerak kecil yang kita lakukan tanpa penuh kesadaran Gerak ini kita lakukan secara spontan, tanpa terpikirkan refleks. Misalnya - sewaktu kita sedang mendengar alunan musik, secara tak sadar kita menggerak gerakkan tangan atau kaki mengikuti irama musik. - sewaktu kita sedang belajar/membaca, kaki kita digigit nyamuk. Secara refleks tangan kita akan memukul kaki yang tergigit nyamuk tanpa kehilangan konsentrasi kita pada belajar. Gestures, adalah gerak gerak besar yang kita lakukan. Gerak ini adalah gerak yang kita lakukan secara sadar. Gerak yang terjadi setelah mendapat perintah dari diri/otak kita Untuk melakukan sesuatu, misalnya saja menulis, mengambil gelas, jongkok, dsb. Movement, adalah gerak perpindahan tubuh dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Gerak ini tidak hanya terbatas pada berjalan saja, tetapi dapat juga berupa berlari, bergulung gulung, melompat, dsb. Guide, adalah cara berjalan. Cara berjalan disini bisa bermacam-macam. Cara berjalan orang tua akan berbeda dengan cara berjalan seorang anak kecil, berbeda pula dengan cara berjalan orang yang sedang mabuk, dsb. Setiap gerakan yang kita lakukan harus mempunyai arti, motif dan dasar. Hal ini harus benar-benar diperhatikan dan harus diyakini benar-benar oleh seorang pemain apa maksud dan maknanya ia melakukan gerakan yang demikian itu. Dalam latihan gerak, kita mengenal latihan "gerak-gerak dasar". Latihan mengenai gerak-gerak dasar ini kita bagi menjadi tiga bagian, yaitu - Gerak dasar bawah posisinya dalam keadaan duduk bersila. Di sini kita hanya boleh bergerak sebebasnya mulai dari tempat kita berpijak sampai pada batas kepala kita. - Gerak dasar tengah posisi kita saat ini dalam keadaan setengah berdiri. Di sini kita diperbolehkan bergerak mulai dari bawah sampai diatas kepala. - Gerak dasar atas di sini kita boleh bergerak sebebas-bebasnya tanpa ada batas. Dalam melakukan gerak-gerak dasar diatas kita dituntut untuk berimprovisasi / menciptakan gerak-gerak yang bebas, indah dan artistik. Latihan-latihan gerak yang lain Latihan cermin. Dua orang berdiri berhadap-hadapan satu sama lain. Salah seorang lalu membuat gerakan dan yang lain menirukannya, persis seperti apa yang dilakukan temannya, seolah-olah sedang berdiri didepan cermin. Latihan ini dilakukan bergantian. Latihan gerak dan tatap mata Sama dengan latihan cermin, hanya waktu berhadapan mata kedua orang tadi saling tatap, seolah kedua pasang mata sudah saling mengerti apa yang akan digerakkan nanti. Latihan melenturkan tubuh Seseorang berdiri dalam keadaan lemas. Kemudian seorang lagi membantu mengangkat tangan temannya. Setelah sampai atas dijatuhkan. Dapat juga sebelum dijatuhkan lengan / tangan tersebut diputar-putar terlebih dahulu. Latihan gerak bersama Suatu kelompok yang terdiri dari beberapa orang melakukan gerakan yang sama seperti dilakukan oleh pemimpin kelompok tersebut, yang berdiri didepan mereka. Latihan gerak mengalir Suatu kelompok yang terdiri beberapa orang saling bergandengan tangan, membentuk lingkaran. Kemudian salah seorang mulai melakukan gerakan menggerakkan tangan atau tubuh dan yang lain mengikuti gerakan tangan orang yang menggandeng tangannya. Selama melakukan gerakan, tangan kita jangan sampai terlepas dari tangan teman kita. Latihan ini dilakukan dengan memejamkan mata dan konsentrasi, sehingga akan terbentuk gerakan yang artistik. GERAK DAN VOKAL Setelah kita berlatih tentang vokal dan gerak secara terpisah, maka sekarang kita mencoba untuk memadukan antara vokal dan gerak. Banyak bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan, antara lain mengucapkan kalimat yang panjang sambil berlari-lari, melompat, jongkok, bergulung-gulung, atau juga bisa dengan memutar-mutar kepala, memutar-mutar tubuh, dan sebagainya. Latihan ini berguna sekali bagi kita pada waktu acting. Tujuannya adalah agar vokal dan gerak kita selalu serasi, agar gerak kita tidak terlalu banyak berpengaruh pada vokal. PENGGUNAAN PANCAINDERA Manusia yang normal dikaruniai Tuhan dengan lima panca indera secara utuh. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menggunakan panca indera kita tersebut, baik secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri. Dalam teater kita juga harus menggunakan indera kita dengan baik agar dapat memainkan suatu peran dengan baik pula. Supaya alat-alat indera kita dapat bekerja semaksimal mungkin, tentu saja harus dilatih. Hal ini sangat perlu dalam teater untuk membantu kita dalam membentuk ekspresi. Bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan, antara lain Mata Duduk bersila sambil menatap suatu titik di dinding. Konsentrasi hanya pada titik tersebut. Usahakan menatap titik tersebut tanpa berkedip, selama mungkin. Telinga Duduk bersila, pejamkan mata. Sementara itu seseorang mengetuk-ngetuk sesuatu pada beberapa macam benda, dimana setiap benda memiliki nada / suara yang berlainan. Hitunglah berapa kali ketukan pada benda yang sudah ditentukan. Duduklah ditepi jalan yang ramai, sambil memejamkan mata. Cobalah untuk mengenali suara apa saja yang masuk ke telinga, misalnya suara truk, bus, sepeda motor, suara tawa seseorang diatas sepeda motor, suara sepatu diatas trotoar,dsb. Hidung Duduk ditepi jalan sambil memejamkan mata, kemudian cobalah untuk mengenali bau apa yang ada disekitar kita. Misalnya bau keringat orang yang lewat didepan kita, bau parfum, asap knalpot, asap rokok, atau tanah yang baru disiram hujan, dsb. Ciumlah tangan, kaki, pakaian, dan jika bisa seluruh tubuh kita, rasakan dan hayati benar-benar bagaimana baunya. Kulit Rabalah tangan, kaki, kepala dan seluruh tubuh kita, juga pakaian kita. Rasakan dan kenalilah tubuh kita itu, cari perbedaan antara setiap tubuh. Rabalah dinding, lantai, meja, atau benda-benda lain. Perhatikanlah bagaimana rasanya, dingin atau panas. Juga sifatnya halus atau kasar dan coba juga mengenali bentuknya. Lakukan latihan ini dengan mata terpejam. Lidah Rabalah dengan lidah bagaimana bentuk mulut kita, bagaimana bentuk gigi, langit-langit, bibir, dan sebagainya. Rasakan dengan menjilat, bagaimana rasa dari sebuah kancing baju, sapu tangan, batang pensil, tangan yang berkeringat,dsb. KARAKTERISASI Karakterisasi adalah suatu usaha untuk menampilkan karakter atau watak dari tokoh yang diperankan. Tokoh-tokoh dalam drama, adalah orang-orang yang berkarakter. Jadi seorang pemain drama yang baik harus bisa menampilkan karakter dari tokoh yang diperankannya dengan tepat. Dengan demikian penampilannya akan menjadi sempurna karena ia tidak hanya menjadi figur dari seorang tokoh saja, melainkan juga memiliki watak dari tokoh tersebut. Agar kita dapat memainkan tokoh yang berkarakter seperti yang dituntut naskah, maka kita harus terlebih dahulu mengenal watak dari tokoh tersebut. Suatu misal, kita dapat peran menjadi seorang pengemis. Nah, kita harus mengenal secara lengkap bagaimana sifat-sifatnya, tingkah lakunya, dsb. Apakah dia seorang yang licik, pemberani, atau pengecut, alim, ataukah hanya sekedar kelakuan yang dibuat-buat. Demikianlah, kita menyadari bahwa untuk memerankan suatu tokoh, kita tidak hanya memerankan jabatannya, tetapi juga wataknya. Misalnya Tokoh A … jabatan lurah … watak licik, pura-pura, pengecut Tokoh B … jabatan jongos … watak baik hati, ramah, jujur, mengalah Untuk melatih karakteristik dapat dipakai cara sebagai berikut Dengan menirukan gerak-gerak dasar yang biasa dilakukan oleh pengemis, kakek, anak kecil, pemabuk, orang buta, dsb. yang dimaksud dengan gerak-gerak dasar disini adalah cirri-ciri khas Dua orang atau lebih, berdiri dan berkonsentrasi, kemudian salah satu memberi perintah kepada temannya untuk bertindak / berlaku sebagai tokoh dari apa yang diceritakan. Untuk membantu memberi suasana, dapat memakai musik pengiring. Untuk memperdalam mengenai karakteristik, maka agaknya perlu juga kita mempelajari observasi, ilusi, imajinasi dan emosi. Untuk itu marilah kita kenali satu persatu. OBSERVASI Observasi adalah suatu metode untuk mempelajari / mengamati seorang tokoh. Bagaimana tingkah lakunya, cara hidupnya, kebiasaannya, pergaulannya, cara bicaranya, dsb. Setelah kita mengenal segala sesuatu tentang tokoh tersebut, kita akan mengetahui wujud dari tokoh itu. Setelah itu baru kita menirukannya. Dengan demikian kita akan menjadi tokoh yang kita ingini. ILUSI Ilusi adalah bayangan atas suatu peristiwa yang akan terjadi maupun yang telah terjadi, baik yang dialami sendiri maupun yang tidak. Kejadian itu dapat berupa pengalaman, hasil observasi, mimpi, apa yang dilihat, dirasakan, ataupun angan-angan, kemungkinan-kemungkinan, ramalan, dan lain sebagainya. Cara-cara melatihnya antara lain Menyampaikan data-data tentang suatu kecelakaan, kebakaran, dsb. Bercerita tentang perjalanan keliling pulau Jawa, ketika dimarahi guru, dsb. Menyampaikan pendapat tentang lingkungan hidup, sopan santun dikampung, dsb. Menyampaikan keinginan untuk menjadi raja, polisi, dewa, burung, artis, dsb. Berangan-angan bahwa kelak akan terjadi perang antar planet, dsb. IMAJINASI Imajinasi adalah suatu cara untuk menganggap sesuatu yang tidak ada menjadi seolah-olah ada. Kalau ilusi obyeknya adalah peristiwa, maka imajinasi obyeknya benda atau sesuatu yang dibendakan. Tujuannya adalah agar kita tidak hanya selalu menggantungkan diri pada benda-benda yang kongkrit. Juga diatas pentas, penonton akan melihat bahwa apa yang ditampilkan tampak benar-benar terjadi walaupun sesungguhnya tidak terlihat, benar-benar dialami sang pelaku. Kemampuan untuk berimajinasi benar-benar diuji bilamana kita sedang memainkan sebuah pantomim. Sebagai contoh, dalam naskah OBSESI, terjadi dialog antara pemimpin koor dengan roh suci. Roh suci disini hanya terdengar suaranya, tetapi pemain harus menganggap bahwa roh suci benar-benar ada. Dalam contoh lain dapat kita lihat pada sebuah naskah yang didalamnya terdapat sebuah dialog, sebagai berikut "Hei letnan, coba perhatikan perempuan berkaca mata gelap didepan toko itu. Perhatikan topi dan tas hitam yang dipakainya. Rasa-rasanya aku pernah melihat tas dan topi itu dipakai Nyonya Lisa beberapa saat sebelum terjadi pembunuhan". Yang dibicarakan tokoh diatas sebenarnya hanya khayalan saja. Perempuan berkaca mata gelap, bertopi, dan bertas hitam tidak terlihat atau tidak tampak dalam pentas. Telah disebutkan bahwa obyek imajinasi adalah benda atau sesuatu yang dibendakan, termasuk disini segala sifat dan keadaannya. Sebagai latihan dapat dipakai cara-cara sebagai berikut Sebutkan sebanyak mungkin benda-benda yang terlintas di otak kita. Jangan sampai menyebutkan sebuah benda lebih dari satu kali. Sebutkan sebuah benda yang tidak ada disekitar kita kemudian bayangkan dan sebutkan bentuk benda itu, ukurannya, sifatnya, keadaannya, warna, dsb. Menganggap atau memperlakukan sebuah benda lain dari yang sebenarnya. Contohnya, menganggap sebuah batu adalah suatu barang yang sangat lucu, baik itu bentuknya, letaknya, dsb. Sehingga dengan memandang batu tersebut kita jadi tertawa terpingkal-pingkal. Menganggap sesuatu benda memiliki sifat yang berbeda-beda. Misalnya sebuah pensil rasanya menjadi asin, pahit, manis kemudian berubah menjadi benda yang panas, dingin, kasar, dsb. EMOSI Emosi dapat diartikan sebagai ungkapan perasaan. Emosi dapat berupa perasaan sedih, marah, benci, bingung, gugup, dsb. Dalam drama, seorang pemain harus dapat mengendalikan dan menguasai emosinya. Hal ini penting untuk memberikan warna bagi tokoh yang diperankan dan untuk menunjang karakter tokoh tersebut. Emosi juga sangat mempengaruhi tubuh, yaitu tingkah laku, roman muka ekspresi, pengucapan dialog, pernapasan, niat. Niat disini timbul setelah emosi itu terjadi, misalnya setelah marah maka tinbul niat untuk memukul, dsb. PENGHAYATAN Penghayatan adalah mengamati serta mempelajari isi dari naskah untuk diterpakan tubuh kita. Misalnya pada waktu kita berperan sebagai Pak Usman yang berprofesi sebagai polisi, maka saat itu kita tidak lagi berperan sebagai diri kita sendiri melainkan menjadi Pak Usman yang berprofesi sebagai polisi. Hal inilah yang harus kita terapkan dengan baik jika kita akan memainkan sebuah naskah drama. Cara-cara yang dipergunakan dalam penghayatan adalah Pelajari naskah secara keseluruhan, supaya dapat mengetahui apa yang dikehendaki oleh naskah, problema apa yang ditonjolkan, serta apa titik tolak dan inti dari naskah. Melakukan gerak serta dialog yang terdapat dalam naskah. Jadi disini kita sudah mendapat gambaran tentang akting dari tokoh yang akan kita perankan. Sebagai latihan cobalah membaca sebuah naskah / dialog dengan diiringi musik sebagai pembantu pemberi suasana. Hayati dulu musiknya baru mulailah membaca. KOMPOSISI PENTAS Komposis pentas adalah pembagian pentas menurut bagian-bagian yang tertentu. Komposisi pentas ini dibuat untuk membantu blocking, dimana setiap bagian pentas mempunyai arti tersendiri. Kadar kekuatan pentas dapat dilihat pada urutan penempatannya. Bagian depan lebih kuat daripada bagian belakang. Bagian kanan lebih kuat daripada bagian kiri. Oleh karena itu jangan menempatkan diri atau benda yang kadar kekuatannya tinggi pada bagian yang kuat. Carilah tempat-tempat yang sesuai agar blocking kelihatan seimbang. Walaupun demikian harus tetap dalam batas-batas yang wajar, jangan terlalu dibuat-buat. DAFTAR PUSTAKA Tambajong, Yapi. 1981. Dasar-dasar Dramaturgi. Pustaka Prima Jakarta. Tarigan, Henry Guntur. 1985. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung Angkasa. Sumardjo, Jacob & Saini KM. 1991. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Daftar Isi Pengertian Teks Drama Unsur-unsur Teks Drama Struktur Teks Drama 1. Orientasi 2. Rising Action/Komplikasi 3. Klimaks 4. Resolusi 5. Simpulan Contoh-contoh Teks Drama Malin Kundang Teks Drama tentang Siswa yang Merokok Jenis-jenis Teks Drama 1. Melodrama 2. Heroik 3. Farce 4. Opera 5. Sendratari 6. Tablo 1. Drama Dialog 2. Drama Monolog Ciri-ciri Teks Drama Dalam sebuah pentas drama, pemain perlu membaca teks drama untuk mengetahui alur cerita. Seperti apa sih teks drama itu?Teks drama memiliki berbagai unsur, struktur, dan jenis yang beraneka ragam. Untuk mengetahui lebih lanjut, simak pemaparan tentang teks drama berikut iniMenurut Bank Soal Cepat Menguasai Soal Bahasa Indonesia, drama berasal dari bahasa Yunani, draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak atau bereaksi. Sementara teks drama merupakan salah satu bentuk teks sastra yang berisi suatu kehidupan yang disajikan atau dipertunjukkan dalam bentuk gerak. Drama sendiri bisa dilakukan di atas panggung maupun tak dipentaskan di atas panggung. Unsur-unsur Teks DramaMenurut Buku Bahasa Indonesia kelas II SMP, berikut 6 unsur-unsur dari teks dramaTema, yaitu pokok persoalan yang disampaikan pengarang. Dalam drama, tema terselubung dalam sebuah dialog, sehingga untuk mengetahuinya, pembaca harus memahami dulu isi dialog dan perwatakan sikap pengarang dalam persoalan yang akan dikemukakan kepada atau biasa juga disebut alur adalah kerangka dasar yang menjadi pengarah jalan pikiran seorang merupakan penampilan keseluruhan ciri atau pun ipe jiwa seorang tokoh dalam sebuah yaitu percakapan antartokoh dalam atau latar merupakan keterangan mengenai waktu, tempat dan suasana terjadinya sebuah cerita di dalam hal yang perlu diperhatikan dalam menulis naskah drama adalah sebagai berikutMenetapkan tema, syarat untuk tema yang baik ialah menarik dan membahas persoalan yang terjadi dalam kehidupan tujuan, seperti warna cerita tanpa perlu ditulis dalam penokohan, yaitu penentuan watak dan tokoh yang sesuai dengan tema hingga latar belakang latar, berupa penentuan tempat, waktu dan suasana yang dimunculkan secara eksplisit dalam alur cerita. Ada lima tahap, pengenalan, permasalahan, klimaks, peleraian dan penyelesaian. Penulis bisa memodifikasi dengan mengubah tahapan permasalahan atau konflik, yaitu berupa gambaran pertentangan atau pertikaian dua pihak yang dialog sebagai yang dilengkapi dengan petunjuk pemeranan bagi setiap Teks DramaMenurut buku Pembelajaran Menulis Teks, struktur teks drama mirip dengan struktur teks naratif, yaitu orientasi, komplikasi, urutan peristiwa, resolusi dan koda. Teks drama bisa mencakup informasi produksi naskah, ringkasan teks drama, daftar pemeran dan detail setting. Nah, biasanya struktur teks drama terdiri dari point-point berikut1. OrientasiPada bagian ini, diperkenalkan karakter, latar dan informasi yang dibutuhkan oleh pembaca atau penonton untuk memahami Rising Action/KomplikasiPada bagian komplikasi, dijelaskan peristiwa dan interaksi antar karakter yang mengarah pada KlimaksKlimaks berisi puncak dari sebuah ResolusiPeristiwa yang memungkinkan karakter menjelaskan atau menyelesaikan apa yang terjadi selama SimpulanSimpulan merupakan adegan terakhir yang menunjukkan komentar atau pesan moral. Hal ini berdasarkan tindakan yang terjadi di dalam Teks Drama1. Teks Drama tentang Cerita Rakyat mengutip Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas KundangPemain Malin Kundang, Mande Ibu Malin Kundang dan PutriPrologMalin Kundang adalah anak yang telah lama merantau meninggalkan tanah kelahirannya. Dia mengadu nasib demi mendapatkan kehidupan yang lebih meninggalkan Mande, ibu kandungnya seorang diri di tanah kelahirannya. Singkat cerita, Malin Kundang berhasil menikahi seorang putri dari saudagar kaya raya. Membawa istrinya, Malin kembali ke kampung Istriku, inilah tanah kelahiranku dulu menunjuk ke arah daratan dari atas perahu yang bersandarPutri Sungguh indah sekali tanah kelahiran kau ini, KandaMande berlari tertatih-tatih setelah mendengar kabar bahwa anaknya sudah sukses dan pulang, Malin, Kau kah itu, Nak? berteriak kegiranganPutri Siapakah wanita tua itu, Kanda?Malin menyembunyikan wajah terkejut saat melihat ibunya berlari ke arah perahu Aku tak tahu Dinda, mungkin itu hanya pengemis yang ingin meminta sedikit sumbangan dari kita saja. Sudah, jangan pedulikan lagi Malin, ini ibumu, Nak. Sudah lupakah kau pada ibu yang telah mengandung dan membesarkan kau ini, Malin?Malin Wahai wanita tua! Jangan sekali-kali kau berani mengaku sebagai ibuku. Enyahlah kau! Ibuku bukan wanita tua renta sepertimu dan ibuku sudah lama meninggal. Pergi kau dari sini! Jangan sampai kau mengotori kapalku ini! berteriak emosi sambil menunjuk ke ibunya.Mande mendengar kata-kata anaknya, ia menangis menahan kesedihan Ya Tuhan, kenapa pula anakku berubah menjadi seperti ini? Apa salahku ini, Tuhan? Jika memang dia bukanlah anakku, maka maafkanlah dia yang telah menghinaku ini. Namun jika dia benar anakku si Malin Kundang, hukumlah dia yang telah durhaka itu sambil menadahkan tangan memohon kepada Tuhan.Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar, petir pun menggelegar. Badai besar datang dan kapal yang dinaiki Malin terbalik. Seketika kilat menyambar tubuh Malin dan Istrinya. Anehnya, mereka berdua kemudian berubah menjadi batu. Itulah kekuatan doa seorang ibu. Jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka kepada orang Contoh Teks Drama tentang Pergaulan BebasTeks Drama tentang Siswa yang MerokokPada hari Jumat, Puan dan Ria sedang berjalan-jalan di gang. Mereka mengobrol tentang pelajaran di sekolahPuan Kemarin kita punya tugas dari ibu guru tidak ya?Ria Sepertinya tidak, kemarin ibu guru hanya menyuruh untuk membaca bukuPuan Oh, oke.di tengah perjalanan, Puan dan Ria bertemu dengan teman mereka bernama Dhika dan Rasyid. Mereka tengah ingin merokok di pos rondaRia Kamu sedang apa di sini Dhik?Dhika Mau merokok, sudah jangan gangguPuan Dhika, kamu belum boleh merokok!Dhika Terserah aku lahPuan Usia kalian masih terlalu muda untuk merokok, Dhika, Betul itu, rokok mempunyai zat kimia yang banyakRasyid Sok tahu kamu, rokok sudah jadi kebiasaan bagiku. Kalau tak merokok tidak enakRia Iya, tapi jangan merokok terus menerus, apalagi di tempat umum seperti ini.Tak lama kemudian, datanglah Pak RTPak RT Sedang apa kalian di sini?Puan Ini, pak, Dhika dan Rasyid merokokPak RT Kalian jangan merokok dahulu, kalian masih mencari ilmuRasyid Iya pak, maafPak RT Saya maafkan tapi jangan dilulang lagi Baik pakJenis-jenis Teks DramaMenurut buku Pembelajaran Menulis Teks, jenis-jenis drama bisa dikelompokkan berdasarkan isi dan bentuknya. Berikut drama berdasarkan isinya1. MelodramaDrama yang menggambarkan peristiwa yang mengandung kesedihan, baik yang berakhir tragis maupun bahagia. Jenis drama ini menceritakan tokoh yang kasar, jahat, dan baik yang kadang tak realistis dan sulit diterima secara psikologis. Biasanya, saat dipentaskan, melodrama diiringi musik atau HeroikDrama yang menggambarkan tema percintaan atau keberanian dengan cara berlebihan. Heroik cenderung yang membuat penontonnya gembira dan menimbulkan senyum dan gelak tawa. Ide cerita komedi bersumber dari kehidupan masyarakat dan seringkali berakhir dengan FarceDrama yang penuh dengan lelucon. Tingkah laku dari tokohnya menimbulkan tawa, sementara yang sering dijadikan objek adalah orang-orang yang OperaDrama yang berisi nyanyian dan musik pada sebagian besar penampilannya. Nyanyian digunakan sebagai dialog. Opera dibedakan menjadi tiga, opera seria sedih, opera buffo cerita lucu dan opera komik lelucon, tak dinyanyikan.5. SendratariGabungan antara seni drama dan seni tari. Rangkaian peristiwa diwujudkan dalam bentuk tari yang diiringi musik, tak ada dialog dan kadang dibantu narasi TabloDrama yang mengutamakan gerak. Pemainnya tak mengucap dialog tapi hanya melakukan gerakan, sehingga jalan cerita bisa diketahui melalui berdasarkan bentuknya, drama dibedakan menjadi dua, yaitu drama dialog dan Drama DialogDrama yang ditampilkan dua orang atau lebih karakter untuk menyampaikan pesan disertai ekspresi dan Drama MonologDrama yang ditampilkan satu orang karakter dengan berbagai ekspresi dan Teks DramaTeks drama tentu mempunyai ciri-ciri untuk menjadi pembeda dari teks-teks lain. Berikut ciri-ciri teks drama mengutip buku Bank Soal Cepat Menguasai Soal Bahasa IndonesiaSeluruh cerita berbentuk dialog, baik tokoh maupun naratorSemua dialog tak menggunakan tanda petik "..", sebab dialog drama bukanlah kalimat langsungTeks drama dilengkapi dengan petunjuk lakuan yang digunakan sebagai petunjuk untuk para pemeran dalam melakukan sesuatu. Petunjuk tersebut ditulis dalam tanda kurung ..Teks drama memuat konflikSelalu ada kegiatan yang dilakukan Simak Video "Ada Terduga Teroris, Standar Masuk MUI Dipertanyakan" [GambasVideo 20detik] khq/fds Jakarta - Menonton pertunjukan drama tentunya menjadi salah satu sarana hiburan bagi beberapa orang. Terlebih, drama juga kerap mengangkat cerita dalam kehidupan sehari drama sendiri merujuk kepada jenis kesusastraan yang biasanya ditulis untuk ditampilkan. Secara singkat, drama adalah karya seni berupa dialog yang memiliki ciri ciri umum. Tidak semua pementasan dapat disebut sebagai dari buku Master Bahasa Indonesia yang disusun oleh Ainia Prihantini, terdapat beberapa ciri umum yang dimiliki oleh drama, antara lain1. Ada pemeran tokoh cerita aktorPemeran tokoh cerita merupakan mereka yang melakoni drama tersebut. Aktor inilah yang nantinya akan menghidupkan cerita dan menjalankan dialog serta Didominasi oleh dialog dalam bentuk lisanSemua yang ditulis di naskah drama nantinya akan ditampilkan oleh aktor atau tokoh dalam bentuk lisan. Dialog dalam bentuk lisan ini membuat drama lebih mudah untuk Gerak, mimik, dan suara dipentaskan secara bersamaanMelakoni suatu tokoh dalam drama tentunya tidak bisa sembarangan. Dalam pelaksanaannya, sang aktor harus mampu berakting seekspresif mungkin sesuai dengan apa yang ditulis di Terdapat adeganBabak dan adegan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari ciri umum drama. Terlebih adegan dalam satu drama ditampilkan, hanya bisa dilakukan sekali tanpa Terdapat panggung pementasanPanggung pementasan merupakan sarana wajib yang harus dimiliki dalam drama. Pada panggung inilah nantinya para aktor berlakon sesuai dengan apa yang telah ditulis di Terdapat properti pendukungDrama ditampilkan dipentaskan secara langsung di atas panggung. Pementasan tersebut tentunya membutuhkan berbagai properti untuk menunjang suasana serta alur cerita yang ciri ciri umum, drama juga memiliki karakteristik. Dalam kaitannya, sebuah drama menyangkut dua buku Teori Sastra karya Juwati, M. Pd., kedua aspek tersebut yakni aspek pementasan cerita sebagai bagian dari sastra dan aspek pementasan yang berhubungan erat dengan seni teater. Kedua aspek ini memiliki keterikatan pementasan, terdapat banyak unsur yang mendukung berjalannya drama. Unsur tersebut menjadi ciri khas atau karakter tersendiri pada bentuk karya sastra itu, penting untuk memahami unsur atau karakteristik pada drama. Berikut merupakan karakteristik karya sastra drama1. BabakNama lain dari babak yaitu episode, namun pada drama penyebutannya lebih kepada babak. Setiap babak akan membentuk kebutuhan memudahkan pekerjaan para awak pentas, pengarang memberikan petunjuk kepada mereka dengan cara menyatukan semua peristiwa yang terjadi di suatu tempat pada satu urutan waktu dalam satu babak. Singkatnya, suatu babak dalam naskah drama adalah bagian dari naskah drama itu yang merangkum peristiwa di satu tempat pada urutan waktu AdeganSuatu babak dibagi lagi ke dalam adegan adegan. Adegan ini bagian dari babak yang batas waktunya ditentukan oleh perubahan peristiwa datangnya atau perginya tokoh cerita ke atas PrologProlog memiliki pengertian bagian naskah yang ditulis pengarang pada bagian awal. Prolog biasa disebut sebagai pengantar MonologPercakapan seorang tokoh dengan dirinya sendiri disebut sebagai monolog. Biasanya monolog ini bertujuan agar kita mengetahui persoalan yang dialami oleh sang DialogDialog adalah bagian dari naskah drama yang berupa percakapan antara satu tokoh dengan yang lainnya. Kedudukan dialog ini sangat penting, jika tidak ada dialog maka suatu karya sastra tidak dapat digolongkan ke dalam karya sastra EpilogEpilog merupakan kata penutup yang mengakhiri pementasan drama. Biasanya epilog digunakan untuk merumuskan isi pokok sebuah MimikMimik adalah ekspresi atau gerak gerik air muka untuk menggambarkan emosi yang sedang dirasakan oleh sang PantomimPantomim merupakan gerak gerik anggota badan dalam menggambarkan suatu emosi yang sedang dialami PantomimikGerak gerik anggota tubuh yang dipadukan dengan ekspresi air muka saat menggambarkan satu situasi yang diperankan oleh tokoh disebut sebagai pengertian drama, ciri umum beserta karakteristiknya. Semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan. Simak Video "Sutradara Libatkan 7 Dokter Ahli Demi Kesuksesan 'Dr. Romantic 3'" [GambasVideo 20detik] lus/lus

emosi dalam drama dapat berupa